Catatan Semester 6 Episode-01
(Kembali Kekampus)
Selengkapnya di Wattpad (https://www.wattpad.com/1073437587-catatan-semester-6-bab-i-kembali-ke-kampus)
Hujan
mengguyur dengan lebat, dan perutku terasa sangat lapar. Aku hanyalah seorang
anak SD berusia 5 tahun yang tak bisa apa – apa selain menunggu ibuku datang
untuk menjemputku. Satu persatu teman – temaku mulai dijemput oleh orang tuanya,
hingga tinggalah aku dan seorang teman perempuan yang masih menunggu. Kulihat
ia hanya duduk sambil memandangi hujan dan akupun tidak terlalu
memperdulikannya. Perutku semakin lapar dan ibuku belum juga datang, untuk
menghilangkan rasa lapar aku memutuskan untuk bermain hujan – hujanan. Teman
perempuanku itu coba melarangku tapi, tidak kuhiraukan dan akupun bermain
hujan-hujanan dengan riangnya hingga akhirnya aku tak kuat lagi menahan rasa
lapar ini. Aku terduduk disebuah bangku sambil menangis disertai derasnya
guyuran hujan. Tiba – tiba hujan yang membasahiku terhalang oleh sesuatu dan
itu adalah payung milik teman perempuanku tadi.
“kamu
lapar ya, ini” ujarnya sambil memberiku sebuah roti.
Tanpa
ragu aku langsung mengambil dan memakannya. Ia hanya tersenyum sambil melihat
kearahku.
Tak
lama dari itu ibuku akhirnya datang, begitu juga orang tua dari teman
perempuanku itu. Aku tak sempat menayakan namanya, dia bukan teman kelasku
karena aku baru kali ini melihatnya. Kamipun pulang kerumah masing – masing dan
siapa sangka bahwa itu adalah pertemuan pertama dan terakhirku dengannya karena ia pindah sekolah.
Dia terasa begitu misterius bagiku, saat aku tanya dengan teman – teman yang
mungkin mengenalnya, mereka menyebutnya dengan nama yang berbeda – beda, ada
mengatakan namanya Desi, Mona, Wenni dan masih banyak lainnya dan anehnya lagi
namanya tidak ada dalam buku absen. Jadi dia hanya datang dan pergi kesekolah
tanpa terdaftar secara resmi. Siapa dia sebenarnya?. Siapapun dia, aku sangat ingin
bertemu lagi dengannya, setidaknya untuk mengucapkan rasa terima kasihku padanya
dan jika tidak bisa aku harap dia selalu dalam keadaan yang baik-baik saja.
***
17 tahun Kemudian…
Semester
6 ya ? enggak buruk juga. Dan seperti biasa hal pertama yang sangat diwaspadai
di setiap semester adalah Dosen killer bro. OMG, itu sesuatu yang bener-bener
harus dihindari. Hari pertama rasanya males banget buat ke kampus karena
biasanya dosen juga pada belum masuk, mungkin pada lagi liburan ya atau mereka
juga masih males-malesan lagi haha. Yah, dosenkan juga manusia. Alasan gue mau
kekampus adalah karena gue mau liat ni gimana wajah temen-temen setelah
liburan. Hm, apa mereka tambah kinclong atau tambah serem ya.
Guepun
akhirnya tiba dikampus dan seperti biasa hal pertama yang paling bikin bete
adalah parkiran yang penuh sesak. Bisa tambah lecet ni motor gue. Tapi ya, mau
gimana lagi ini adalah tantangan pertama yang harus dilewati. Motor pun udah
diparkir ditempat yang gue rasa paling aman dan nyaman nih, meskipun
kenyataaannya tetep aja motor gue suka jalan sendiri… eh jalan sendiri?? Gimana
ceritanya tuh motor bisa jalan sendiri? Horror banget. Tenang, gue bisa jelasin
secara logis kok. Jadi, karena penuh sesaknya parkiran dikampus gue banyak
motor yang kejebak dan gak bisa keluar, jadi satu-satunya cara buat tu motor
bisa keluar adalah dengan digeser deh. Udah pada pahamkan kenapa motor gue suka
jalan sendiri alias pindah tempat. Ok, kita lupain masalah motor gue. Sekarang
gue udah melangkah kekampus tercinta dan bertemu dengan teman-teman yang sangat
gue rindukan. Ehm, serius gue rindu sama mereka, serius.. ssst, biar keliatan
dramatis aja. Ok, dimulailah basa – basi Antara kami yang jujur ni ye, gue
sebenernya bosen banget sama ritual yang satu ini. Setelah ritual basa- basinya
kelar, dimulailah pertanyaan horror.
“hei bro, gimna ipk lo?” Tanya kawan
gue yang namanya Ahmed
“hm… No comment bro!!” jawab gue
dengan keren
Guepun
mulai melakukan ritual yang selalu gue lakuin yaitu, mencari mangsa bro. Eh,
jangan salah paham ya, gue bukan pemburu atau semacamnya. Nyari mangsa disini
maksudnya gue mau liat perubahan wajah cewek-cewek setelah libur panjang. Apa yang saya lihat ternyata cukup mengejutkan,
terjadi perubahan yang cukup signifikan di wajah para wanita-wanita itu. Hm,
udah pada ngerti make up nih kayaknya. Ok-ok, gue akui memang ada perubahan
sama temen cewek – cewek kampus gue. Tapi belum cukup nih buat narik perhatian
gue. Eh, tunggu dulu bro gue Tarik kata-kata gue tadi. Gue liat ada cewek yang
meskipun gue benci mengakuinya tapi dia cantik dan manis banget.Dia juga make
kerudung yang bikin mata jadi adem ngeliatnya.. astaga, sadar-sadar sambil gue
nabok muka sendiri. Gue baru inget tu cewekkan yang super nyebelin dari
semester satu. Memang sih awalnya gue naksir sama tu cewek tapi dia udah
nyakitin hati ini… sakit.. sakit eh lebay. Meskipun gue benci banget ama tu
cewek sekarang tetep aja gue gk sanggup ngapus foto-foto manis dia yang ada di
hp gue. La, katanya benci kok masih disimpan? Gini ya, gue harus jujur nih
sebenernya gue punya kelemahan sama cewek cantik dan manis apalagi kalau foto
yang gue dapet itu langka, berat banget bro gue ngapusnya. Ya, itulah kelemahan
saya. Gak penting ya? Udah abaikan saja. Sebelum ni cerita tambah panjang gue
bakal jelasin dulu kenapa gue bisa benci banget sama tu cewek manis yang imut. Benci
masih aja dipuji ya? Biasalah gue kambuh.
Namanya
Dewi, lengkapnya Dewi Sari Anggraini. Kepanjangan kalo mau disebut nama lengkap
jadi kami memanggilnya Ewi. Ewi ya, bukan kiwi. Kiwi mah merek semir sepatu. Lanjut
ke cerita, Waktu itu gue baru semester satu dan gue jomblo jadi gue mulai lirik
kanan lirik kiri siapa tahu ada yang kecantol dan ekspektasi tidak selalu
sejalan dengan realita. Kampus ekonomi yang katanya banyak cewek – cewek yang
cuantik ternyata tidak sepeti yang di issuekan. Catatan tidak berlaku untuk
fakultas Ekonomi karena di jurusan lain seperti akuntansi dan manajemen ada
banyak cewek-cewek cantiknya, ini hanya berlaku untuk jurusanku saja,tepatnya
yang seangkatan denganku. Karena kating dan ating jurusan gue juga sedap
dipandang. Kating disini maksudnya kakak tingkat dan Ating maksudnya adik tingkat
dan juga jurusan kuliah gue adalah ekonomi pembangunan. Lanjut kecerita gue
tadi, ini hanya berlaku buat kelas gue. Jujur bukan karena gue ngerasa ganteng
atau apa tapi temen- temen gue itu pada standarlah dan gak cukup buat narik
perhatian gue, yang gue maksud disini temen gue yang cewek bro. lo pasti
pahamlah. Duduklah saya dikursi dengan wajah yang lunglai dan lesu karena tidak
ada teman ngobrol dan dosenpun tak kunjung datang. Sampe akhirnya, ia datang
dengan langkah kaki yang terdengar sayup-sayup dari kejauhan yang terus
mendekat dan semakin dekat hingga akhirnya muncullah ia di depan pintu tepat
dihadapanku, karena gue kebetulan duduk dekat pintu waktu itu, kursinya nomer 2
dari depan.
“Assalamu’alaikum”
ucapnya dengan manja mengucapakan salam
Sontak
akupun terbangun dari lamunanku, hatiku berdebar-debar melihat senyuman
manisnya sambil membalas salamnya.
“Wa’alikummussalam”
Jujur
bro, waktu pertama kali gue ngeliat si Ewi dia manis banget dan bisa diakatakan
klo gue jatuh hatilah sama dia. Tapi, jangan salah bro. Meskipun gue naksir sama
dia gue gak bakal nembak dia karena apa? Bukan karena gue gak punya nyali,
minder atau semacamnya tapi kerena I am Muslim dan muslim tidak pacaran. Itu
prinsip bro dan gue serius soal ini. Lanjut kecerita, gue pun terus dekati dia
dan awalnya respon dia juga lumayan baik dan kami pernah sekelompok, saling
ngobrol sampe gue pernah ditraktir makan sama dia so sweet bangetkan. Masalah
muncul setelah gue belum terlalu menyadari sifat dia yang ternyata, si Ewi ini
paling gak suka basa-basi orangnya. Bertolak belakang banget sama gue yang
selalu basa-basi. Jadi gini ceritanya kenapa gue bisa benci ama dia. Suatu hari
gue ikutan lomba film pendek dan gue ngajak dia untuk ikutan. Pembuatan filmpun
berjalan lumayan lancar meskipun ya, tahulah ya… dan film pun akhirnya selesai
dan dikirim untuk seleksi lomba meskipun akhirnya kalah sih. Tapi, bukan itu
bagian pentingnya. Asisten gue sebut aja Zoni. Zoni ya, bukan sony, sony merek
lagi. Dia bilang ke gue .
“si
Ewi gak mau lagi ikutan jadi bagian crew film dan ini akan jadi film pertama
dan terakhirnya bersama kita”
Jeger…
kebayang gak bro gimana rasanya digituin? nyes… banget rasanya.. eiit, itu
hanya awal dari benih-benih kebencian. Gue masih suka ama dia meskipun digituin
dan setelah itu juga banyak kejadian yang bisa dikatakan menusuk-nusuk hati
saya hingga puncaknya ia menhgapus saya dari pertemanan di media sosial hanya
karena saya bercanda dan sebelumnya juga hp gue dibajak. Semenjak itu gue udah
gk bisa nahan lagi dan memutuskan untuk gk suka lagi ama dia meskipun gue masih
belum sanggup ngapus foto-foto manis dan imut dia di hp gue. Hm,jadi malah
curhat nih.
“payah,
move on dong” kata temen gue si Iras
“heh..
siapa juga yang suka ama dia” ucap gue dengan keren
Ok,
itulah tadi pembukaan dari novel ini dan disini gue gak bakal cerita soal
cinta-cintaan aja apalagi tentang si Ewi, hm, tapi dia tetap masuk cerita kok.
“katanya
gak suka” ucap Rico
“Eh,
di masuk juga dikit doang kok, dikit banget”
“masa’?
gak yakin gue!!”
“ya,
udah kalo gak percaya kita liat aja nanti”
Ini
bercerita tentang masa-masa gue ngehadapi semester enam, haduh ni semester udah
gak bisa dianggap remeh lagi bisa dibilang krusial. Dan inilah perjalanan gue
mengahadapi semester 6 yang beda dengan kebanyakan mahasiswa lainnya jalani.
Tenang aja setelah ini ceritanya akan lebih banyak seriusnya (diusahakan).
Ambil yang baiknya aja yang jelek buang jauh-jauh. Btw, gue belum ngenalin
siapa gue ya.
“gak
usah dikenalin juga gak papa, gak penting juga” ucap Aron
“eh
elo, sembarangan aja, guekan tokoh utamanya”
Ok
, kenalin Nama gue Alta Suhendra dan inilah catatan semester enam.
***
Cuaca
cukup sejuk hari ini dengan rintik-rintik hujan yang masih menghiasi pagi yang
menghalangi hangatnya sinar sang
mentari. Sulit rasanya untuk bangun dari tempat tidur yang terasa begitu nyaman
ini. Namun ku coba untuk menguatkan diri dengan bangkit dari tidurku. Mata yang
masih begitu berat dan rambut yang masih acak-acakkan menegaskan betapa belum
siapnya untuk menyambut hari ini. Perlahan hujanpun mulai berhenti, cuaca
dingin yang menusuk kulit perlahan berganti cuaca hangat dari sinar mentari
yang mulai menyinari seolah berkata pada diri ini sudah waktunya untuk memulai
hari.
“ok-ok,
gue ngerti sudah waktunya berangkat” celoteh ku dalam hati
Tak
banyak yang berubah dikampus, hanya beberapa lokasi yang dihiasi agar lebih
enak dipandang. Pukul menunjukkan jam 9 kurang yang artinya kalau sesuai jadwal
perkuliahan sudah cukup terlambat untuk mengikuti perkuliahan. Tapi, seperti
yang sudah-sudah belum ada dosennya yang artinya masih belum terlambat.
Terlihat kelas masih cukup sepi dengan wajah- wajah yang sudah tidak asing lagi
bagiku.
“hei
bro, …” sapa gue dengan akrab pada temen gue yang namanya Ahmed
“hoi,
gimana bro lanjut apa?
“hehe,
kyaknya kita tunda dulu bro gue lagi bad mood nih”
“bad
mood kenapa bro?, jangan-jangan si Ewi ya?
“hah?,
siapa tu gak kenal gue?
“kalo
kata pepatah ni, tak kenal maka tak sayang”
“trus,
klo udah kenal berarti harus sayang gitu?
“ya,
bisa jadi”
“bullshit
lah”
“haha…
dalem banget kayaknya tu sakit hati”
Ditengah
percakapan itu tiba-tiba seorang wanita masuk sambil mengucapkan salam dengan
lembutnya.
“Assalamu’alaikum”
“wa’alaikummussalam”
jawab sebagian teman-teman dikelas
Seorang wanita yang memakai baju
pink dengan roknya yang juga pink begitu juga kerudung yang dikenakannya yang
juga berwarna pink terlihat begitu manis dengan wajah polos yang dihiasi dengan
senyuman manisnya.
“belum masuk ya?” ucapnya dengan
manja
“belum Wi,” ucap salah seorang
temannya yang bernama Meli
Kedatangannya membuat obrolan kami
sempat terhenti dan terpaksa harus mengganti topik pembicaraan.
“ciyee.. salting tu”
“udah med lupakan”
Setelah
menunggu cukup lama dikelas ternyata dosen yang ditunggu tidak masuk, alhasil
kelaspun bubar dengan sendirinya tanpa komando.
“ Mau kemana Al?” Tanya Ahmed
“mau pulang med, emang kenapa med?”
“gak papa sih, nanya aja. Ya udah
gue duluan ya”
“ok..”
Saat
berjalan menuju parkiran Terlihat Ewi sedang duduk sambil memegang
smartphonenya. Akupun mengurungkan niat untuk melewati tempat itu. Eh, ini
bukan karena gue gugup, geer atau apalah itu ya tapi karena tiap kali melihat
wajahnya kebencian selalu timbul dihati. Aku akhirnya tiba diparkiran dan saat
aku ingin menyalakan motor tiba-tiba terdengar suara yang memanggilku. Seorang
wanita berkulit agak kecoklat-coklatan dengan rambut lurus yang terurai
mengenakan jaket dan celana jeans ditambah sepatunya yang cukup tinggi menambah
kesan elegan dan eksotis pada dirinya.
“Alta… bisa minta tolong gak” teriak
Devi yang juga teman kampusku
“devi… ok-ok tunggu bentar”
Akupun
berjalan mendekati Devi yang ternyata meminta tolong untuk mengeluarkan
motornya yang tidak bisa keluar karena tertutup motor lain. Tak perlu waktu
yang lama akupun berhasil mengeluarkan motor Devi.
“makasih Alta, hehe.. asli lecet
semua ni motor”
“hehe, biasalah dev, this is
parkitan kita”
“haha, iya al bener banget hehe.. ok
Al mksih ya, aku duluan.. da..!”
“da.. hati-hati dijalan”
Sambil
terus berlalu aku memandanginya sampai akhirnya ia menghilang dari pandanganku.
Sementara itu tanpa sepengetahuanku seseorang memperhatikanku dari kejauhan.
Bersambung...
Kelanjutanya Baca di wattpad (https://www.wattpad.com/1073437587-catatan-semester-6-bab-i-kembali-ke-kampus)
lihat kelanjutannya di Wattpad (https://www.wattpad.com/1073437587-catatan-semester-6-bab-i-kembali-ke-kampus)
BalasHapus