Minggu, 06 Januari 2019

Catatan Semester 6 Episode-01


Catatan Semester 6 Episode-01
(Kembali Kekampus)

Selengkapnya di Wattpad (https://www.wattpad.com/1073437587-catatan-semester-6-bab-i-kembali-ke-kampus)


Hujan mengguyur dengan lebat, dan perutku terasa sangat lapar. Aku hanyalah seorang anak SD berusia 5 tahun yang tak bisa apa – apa selain menunggu ibuku datang untuk menjemputku. Satu persatu teman – temaku mulai dijemput oleh orang tuanya, hingga tinggalah aku dan seorang teman perempuan yang masih menunggu. Kulihat ia hanya duduk sambil memandangi hujan dan akupun tidak terlalu memperdulikannya. Perutku semakin lapar dan ibuku belum juga datang, untuk menghilangkan rasa lapar aku memutuskan untuk bermain hujan – hujanan. Teman perempuanku itu coba melarangku tapi, tidak kuhiraukan dan akupun bermain hujan-hujanan dengan riangnya hingga akhirnya aku tak kuat lagi menahan rasa lapar ini. Aku terduduk disebuah bangku sambil menangis disertai derasnya guyuran hujan. Tiba – tiba hujan yang membasahiku terhalang oleh sesuatu dan itu adalah payung milik teman perempuanku tadi.

“kamu lapar ya, ini” ujarnya sambil memberiku sebuah roti.

Tanpa ragu aku langsung mengambil dan memakannya. Ia hanya tersenyum sambil melihat kearahku.
Tak lama dari itu ibuku akhirnya datang, begitu juga orang tua dari teman perempuanku itu. Aku tak sempat menayakan namanya, dia bukan teman kelasku karena aku baru kali ini melihatnya. Kamipun pulang kerumah masing – masing dan siapa sangka bahwa itu adalah pertemuan pertama dan  terakhirku dengannya karena ia pindah sekolah. Dia terasa begitu misterius bagiku, saat aku tanya dengan teman – teman yang mungkin mengenalnya, mereka menyebutnya dengan nama yang berbeda – beda, ada mengatakan namanya Desi, Mona, Wenni dan masih banyak lainnya dan anehnya lagi namanya tidak ada dalam buku absen. Jadi dia hanya datang dan pergi kesekolah tanpa terdaftar secara resmi. Siapa dia sebenarnya?. Siapapun dia, aku sangat ingin bertemu lagi dengannya, setidaknya untuk mengucapkan rasa terima kasihku padanya dan jika tidak bisa aku harap dia selalu dalam keadaan yang baik-baik saja.
***


17 tahun Kemudian…
Semester 6 ya ? enggak buruk juga. Dan seperti biasa hal pertama yang sangat diwaspadai di setiap semester adalah Dosen killer bro. OMG, itu sesuatu yang bener-bener harus dihindari. Hari pertama rasanya males banget buat ke kampus karena biasanya dosen juga pada belum masuk, mungkin pada lagi liburan ya atau mereka juga masih males-malesan lagi haha. Yah, dosenkan juga manusia. Alasan gue mau kekampus adalah karena gue mau liat ni gimana wajah temen-temen setelah liburan. Hm, apa mereka tambah kinclong atau tambah serem ya.

Guepun akhirnya tiba dikampus dan seperti biasa hal pertama yang paling bikin bete adalah parkiran yang penuh sesak. Bisa tambah lecet ni motor gue. Tapi ya, mau gimana lagi ini adalah tantangan pertama yang harus dilewati. Motor pun udah diparkir ditempat yang gue rasa paling aman dan nyaman nih, meskipun kenyataaannya tetep aja motor gue suka jalan sendiri… eh jalan sendiri?? Gimana ceritanya tuh motor bisa jalan sendiri? Horror banget. Tenang, gue bisa jelasin secara logis kok. Jadi, karena penuh sesaknya parkiran dikampus gue banyak motor yang kejebak dan gak bisa keluar, jadi satu-satunya cara buat tu motor bisa keluar adalah dengan digeser deh. Udah pada pahamkan kenapa motor gue suka jalan sendiri alias pindah tempat. Ok, kita lupain masalah motor gue. Sekarang gue udah melangkah kekampus tercinta dan bertemu dengan teman-teman yang sangat gue rindukan. Ehm, serius gue rindu sama mereka, serius.. ssst, biar keliatan dramatis aja. Ok, dimulailah basa – basi Antara kami yang jujur ni ye, gue sebenernya bosen banget sama ritual yang satu ini. Setelah ritual basa- basinya kelar, dimulailah pertanyaan horror.

            “hei bro, gimna ipk lo?” Tanya kawan gue yang namanya Ahmed
            “hm… No comment bro!!” jawab gue dengan keren

Guepun mulai melakukan ritual yang selalu gue lakuin yaitu, mencari mangsa bro. Eh, jangan salah paham ya, gue bukan pemburu atau semacamnya. Nyari mangsa disini maksudnya gue mau liat perubahan wajah cewek-cewek setelah libur panjang. Apa  yang saya lihat ternyata cukup mengejutkan, terjadi perubahan yang cukup signifikan di wajah para wanita-wanita itu. Hm, udah pada ngerti make up nih kayaknya. Ok-ok, gue akui memang ada perubahan sama temen cewek – cewek kampus gue. Tapi belum cukup nih buat narik perhatian gue. Eh, tunggu dulu bro gue Tarik kata-kata gue tadi. Gue liat ada cewek yang meskipun gue benci mengakuinya tapi dia cantik dan manis banget.Dia juga make kerudung yang bikin mata jadi adem ngeliatnya.. astaga, sadar-sadar sambil gue nabok muka sendiri. Gue baru inget tu cewekkan yang super nyebelin dari semester satu. Memang sih awalnya gue naksir sama tu cewek tapi dia udah nyakitin hati ini… sakit.. sakit eh lebay. Meskipun gue benci banget ama tu cewek sekarang tetep aja gue gk sanggup ngapus foto-foto manis dia yang ada di hp gue. La, katanya benci kok masih disimpan? Gini ya, gue harus jujur nih sebenernya gue punya kelemahan sama cewek cantik dan manis apalagi kalau foto yang gue dapet itu langka, berat banget bro gue ngapusnya. Ya, itulah kelemahan saya. Gak penting ya? Udah abaikan saja. Sebelum ni cerita tambah panjang gue bakal jelasin dulu kenapa gue bisa benci banget sama tu cewek manis yang imut. Benci masih aja dipuji ya? Biasalah gue kambuh.

Namanya Dewi, lengkapnya Dewi Sari Anggraini. Kepanjangan kalo mau disebut nama lengkap jadi kami memanggilnya Ewi. Ewi ya, bukan kiwi. Kiwi mah merek semir sepatu. Lanjut ke cerita, Waktu itu gue baru semester satu dan gue jomblo jadi gue mulai lirik kanan lirik kiri siapa tahu ada yang kecantol dan ekspektasi tidak selalu sejalan dengan realita. Kampus ekonomi yang katanya banyak cewek – cewek yang cuantik ternyata tidak sepeti yang di issuekan. Catatan tidak berlaku untuk fakultas Ekonomi karena di jurusan lain seperti akuntansi dan manajemen ada banyak cewek-cewek cantiknya, ini hanya berlaku untuk jurusanku saja,tepatnya yang seangkatan denganku. Karena kating dan ating jurusan gue juga sedap dipandang. Kating disini maksudnya kakak tingkat dan Ating maksudnya adik tingkat dan juga jurusan kuliah gue adalah ekonomi pembangunan. Lanjut kecerita gue tadi, ini hanya berlaku buat kelas gue. Jujur bukan karena gue ngerasa ganteng atau apa tapi temen- temen gue itu pada standarlah dan gak cukup buat narik perhatian gue, yang gue maksud disini temen gue yang cewek bro. lo pasti pahamlah. Duduklah saya dikursi dengan wajah yang lunglai dan lesu karena tidak ada teman ngobrol dan dosenpun tak kunjung datang. Sampe akhirnya, ia datang dengan langkah kaki yang terdengar sayup-sayup dari kejauhan yang terus mendekat dan semakin dekat hingga akhirnya muncullah ia di depan pintu tepat dihadapanku, karena gue kebetulan duduk dekat pintu waktu itu, kursinya nomer 2 dari depan.

“Assalamu’alaikum” ucapnya dengan manja mengucapakan salam
Sontak akupun terbangun dari lamunanku, hatiku berdebar-debar melihat senyuman manisnya sambil membalas salamnya.
“Wa’alikummussalam”

Jujur bro, waktu pertama kali gue ngeliat si Ewi dia manis banget dan bisa diakatakan klo gue jatuh hatilah sama dia. Tapi, jangan salah bro. Meskipun gue naksir sama dia gue gak bakal nembak dia karena apa? Bukan karena gue gak punya nyali, minder atau semacamnya tapi kerena I am Muslim dan muslim tidak pacaran. Itu prinsip bro dan gue serius soal ini. Lanjut kecerita, gue pun terus dekati dia dan awalnya respon dia juga lumayan baik dan kami pernah sekelompok, saling ngobrol sampe gue pernah ditraktir makan sama dia so sweet bangetkan. Masalah muncul setelah gue belum terlalu menyadari sifat dia yang ternyata, si Ewi ini paling gak suka basa-basi orangnya. Bertolak belakang banget sama gue yang selalu basa-basi. Jadi gini ceritanya kenapa gue bisa benci ama dia. Suatu hari gue ikutan lomba film pendek dan gue ngajak dia untuk ikutan. Pembuatan filmpun berjalan lumayan lancar meskipun ya, tahulah ya… dan film pun akhirnya selesai dan dikirim untuk seleksi lomba meskipun akhirnya kalah sih. Tapi, bukan itu bagian pentingnya. Asisten gue sebut aja Zoni. Zoni ya, bukan sony, sony merek lagi. Dia bilang ke gue .

“si Ewi gak mau lagi ikutan jadi bagian crew film dan ini akan jadi film pertama dan terakhirnya bersama kita”

Jeger… kebayang gak bro gimana rasanya digituin? nyes… banget rasanya.. eiit, itu hanya awal dari benih-benih kebencian. Gue masih suka ama dia meskipun digituin dan setelah itu juga banyak kejadian yang bisa dikatakan menusuk-nusuk hati saya hingga puncaknya ia menhgapus saya dari pertemanan di media sosial hanya karena saya bercanda dan sebelumnya juga hp gue dibajak. Semenjak itu gue udah gk bisa nahan lagi dan memutuskan untuk gk suka lagi ama dia meskipun gue masih belum sanggup ngapus foto-foto manis dan imut dia di hp gue. Hm,jadi malah curhat nih.

“payah, move on dong” kata temen gue si Iras
“heh.. siapa juga yang suka ama dia” ucap gue dengan keren
Ok, itulah tadi pembukaan dari novel ini dan disini gue gak bakal cerita soal cinta-cintaan aja apalagi tentang si Ewi, hm, tapi dia tetap masuk cerita kok.
“katanya gak suka” ucap Rico
“Eh, di masuk juga dikit doang kok, dikit banget”
“masa’? gak yakin gue!!”
“ya, udah kalo gak percaya kita liat aja nanti”

Ini bercerita tentang masa-masa gue ngehadapi semester enam, haduh ni semester udah gak bisa dianggap remeh lagi bisa dibilang krusial. Dan inilah perjalanan gue mengahadapi semester 6 yang beda dengan kebanyakan mahasiswa lainnya jalani. Tenang aja setelah ini ceritanya akan lebih banyak seriusnya (diusahakan). Ambil yang baiknya aja yang jelek buang jauh-jauh. Btw, gue belum ngenalin siapa gue ya.

“gak usah dikenalin juga gak papa, gak penting juga” ucap Aron
“eh elo, sembarangan aja, guekan tokoh utamanya”
Ok , kenalin Nama gue Alta Suhendra dan inilah catatan semester enam.
***

Cuaca cukup sejuk hari ini dengan rintik-rintik hujan yang masih menghiasi pagi yang menghalangi  hangatnya sinar sang mentari. Sulit rasanya untuk bangun dari tempat tidur yang terasa begitu nyaman ini. Namun ku coba untuk menguatkan diri dengan bangkit dari tidurku. Mata yang masih begitu berat dan rambut yang masih acak-acakkan menegaskan betapa belum siapnya untuk menyambut hari ini. Perlahan hujanpun mulai berhenti, cuaca dingin yang menusuk kulit perlahan berganti cuaca hangat dari sinar mentari yang mulai menyinari seolah berkata pada diri ini sudah waktunya untuk memulai hari.

“ok-ok, gue ngerti sudah waktunya berangkat” celoteh ku dalam hati

Tak banyak yang berubah dikampus, hanya beberapa lokasi yang dihiasi agar lebih enak dipandang. Pukul menunjukkan jam 9 kurang yang artinya kalau sesuai jadwal perkuliahan sudah cukup terlambat untuk mengikuti perkuliahan. Tapi, seperti yang sudah-sudah belum ada dosennya yang artinya masih belum terlambat. Terlihat kelas masih cukup sepi dengan wajah- wajah yang sudah tidak asing lagi bagiku.

“hei bro, …” sapa gue dengan akrab pada temen gue yang namanya Ahmed
“hoi, gimana bro lanjut apa?
“hehe, kyaknya kita tunda dulu bro gue lagi bad mood nih”
“bad mood kenapa bro?, jangan-jangan si Ewi ya?
“hah?, siapa tu gak kenal gue?
“kalo kata pepatah ni, tak kenal maka tak sayang”
“trus, klo udah kenal berarti harus sayang gitu?
“ya, bisa jadi”
“bullshit lah”
“haha… dalem banget kayaknya tu sakit hati”

Ditengah percakapan itu tiba-tiba seorang wanita masuk sambil mengucapkan salam dengan lembutnya.

“Assalamu’alaikum”
“wa’alaikummussalam” jawab sebagian teman-teman dikelas

            Seorang wanita yang memakai baju pink dengan roknya yang juga pink begitu juga kerudung yang dikenakannya yang juga berwarna pink terlihat begitu manis dengan wajah polos yang dihiasi dengan senyuman manisnya.

            “belum masuk ya?” ucapnya dengan manja
            “belum Wi,” ucap salah seorang temannya yang bernama Meli

            Kedatangannya membuat obrolan kami sempat terhenti dan terpaksa harus mengganti topik pembicaraan.

            “ciyee.. salting tu”
            “udah med lupakan”

Setelah menunggu cukup lama dikelas ternyata dosen yang ditunggu tidak masuk, alhasil kelaspun bubar dengan sendirinya tanpa komando.

            “ Mau kemana Al?” Tanya Ahmed
            “mau pulang med, emang kenapa med?”
            “gak papa sih, nanya aja. Ya udah gue duluan ya”
            “ok..”

Saat berjalan menuju parkiran Terlihat Ewi sedang duduk sambil memegang smartphonenya. Akupun mengurungkan niat untuk melewati tempat itu. Eh, ini bukan karena gue gugup, geer atau apalah itu ya tapi karena tiap kali melihat wajahnya kebencian selalu timbul dihati. Aku akhirnya tiba diparkiran dan saat aku ingin menyalakan motor tiba-tiba terdengar suara yang memanggilku. Seorang wanita berkulit agak kecoklat-coklatan dengan rambut lurus yang terurai mengenakan jaket dan celana jeans ditambah sepatunya yang cukup tinggi menambah kesan elegan dan eksotis pada dirinya.

            “Alta… bisa minta tolong gak” teriak Devi yang juga teman kampusku
            “devi… ok-ok tunggu bentar”

Akupun berjalan mendekati Devi yang ternyata meminta tolong untuk mengeluarkan motornya yang tidak bisa keluar karena tertutup motor lain. Tak perlu waktu yang lama akupun berhasil mengeluarkan motor Devi.

            “makasih Alta, hehe.. asli lecet semua ni motor”
            “hehe, biasalah dev, this is parkitan kita”
            “haha, iya al bener banget hehe.. ok Al mksih ya, aku duluan.. da..!”
            “da.. hati-hati dijalan”

Sambil terus berlalu aku memandanginya sampai akhirnya ia menghilang dari pandanganku. Sementara itu tanpa sepengetahuanku seseorang memperhatikanku dari kejauhan.

Bersambung... 
Kelanjutanya Baca di wattpad (https://www.wattpad.com/1073437587-catatan-semester-6-bab-i-kembali-ke-kampus)

1 komentar:

  1. lihat kelanjutannya di Wattpad (https://www.wattpad.com/1073437587-catatan-semester-6-bab-i-kembali-ke-kampus)

    BalasHapus